Mahasiswa KKNT Inovasi IPB Gencarkan Penyuluhan Tanaman Kopi di Desa Tawangagung dengan Edukasi Modern

Tim KKNT MalangKab09 telah menyelesaikan kegiatan KKN yang dilakukan di Desa Tawangagung, Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Tim KKNT ini beranggotakan orang-orang hebat, yakni Fardhan Roiza (Kimia), Astrid Julia Praja (Agronomi dan Hortikultura), Marsha Hapsarini (Biologi), Eris Rismawati (Kedokteran Hewan), Chandra Kurniawan (Bisnis), Fahmi Athallah (Bisnis), Nabila Elora R. (Ilmu Komputer), dan Noernissa Aulia S. (Geofisika dan Meteorologi).

Salah satu program kerja yang dilaksanakan dan ingin diperkenalkan oleh tim KKNT Desa Tawangagung adalah penyuluhan tanaman kopi kepada masyarakat setempat. Penyuluhan ini terdiri dari tiga materi, yaitu dosis pupuk, teknik pemangkasan, dan penyakit-penyakit pada tanaman kopi. Desa Tawangagung memiliki potensi ekonomi berupa kopi, yang dikenal sebagai salah satu komoditas paling yang diminati di dunia. Namun, masyarakat Desa Tawangagung masih minim pengetahuan terkait proses menanam dan merawat tanaman kopi. Dengan dilaksanakannya program ini, diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada masyarakat desa sehingga dapat meningkatkan potensi yang ada.

Kontribusi nyata diberikan Fardhan dan tim kepada masyarakat Desa Tawangagung dalam bentuk pemberian materi mengenai tanaman kopi dengan mengundang dan mengajak masyarakat untuk berdiskusi bersama. Selain itu, tim KKNT juga melaksanakan praktik yang dilaksanakan di salah satu kebun petani agar masyarakat bisa lebih memahami dengan baik proses menanam dan merawat kopi. Nantinya, masyarakat Desa Tawangagung dapat menghitung dosis pupuk yang tepat, melakukan teknik pemangkasan, serta mengetahui penyakit-penyakit pada tanaman kopi dengan baik.

Kesulitan yang dialami oleh tim KKNT adalah masyarakat Desa Tawangagung yang cenderung sibuk dengan kegiatan bertani, karena keseharian mereka yang berprofesi sebagai petani. Hal itu menyebabkan waktu dimulainya penyuluhan menjadi lebih lama dari yang sudah dijadwalkan. Meskipun demikian, acara berlangsung dengan lancar tanpa hambatan.

“Dari aku pribadi pembelajaran yang aku dapatkan dari program penyuluhan ini yaitu terkait tanaman, seperti memupuk itu tidak sembarangan dan ada aturannya. Teknik pemangkasan juga ternyata penting. Jika tidak dipangkas secara rutin, maka aliran nutrisinya akan terbagi-bagi ke banyak cabang sehingga kopi yang tumbuh bisa lebih sedikit atau bahkan tidak ada. Aku juga tahu penyakit-penyakit yang ada pada tanaman kopi, jadi tahu kopi tidak hanya tentang minum saja melainkan tahu tentang tanamannya juga,” ujar Fardhan, salah satu anggota tim.

Fardhan dan tim merasa sudah cukup puas dengan program penyuluhan yang mereka laksanakan karena materinya sudah sesuai dengan yang diharapkan para petani. Ketidaktahuan masyarakat sebelumnya mengenai tanaman kopi sangat teratasi dengan adanya program ini. Para petani tidak hanya sekadar tahu teorinya saja, tetapi proses praktiknya juga sudah dipahami dan dapat diterapkan dengan baik.

***

Reporter: Putri Elsa Amelia Silalahi

Editor: Fairuz Zain

Putri Elsa Amelia Silalahi

Tambahkan Komentar

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.