Tim PKM Pengabdian Masyarakat (PM) IPB University yang diketuai oleh Markus Cuvianto bersama empat anggota timnya, Anargya Rifqy Prasetyo, Devynne Salsa Puspita N, Rima Melati Aprilia, dan Shannon Christela Lisias di bawah bimbingan Dr. Tetty Kemala, M.Si. membuat program “SoLar: program peningkatan kompetensi santri di Pesantren Riyadhus Solawat Kota Bogor melalui pemanfaatan buah leunca sebagai pembasmi jentik Aedes aegypti”. Peningkatan kompetensi berupa mengekstrak buah leunca dan melakukan budidaya leunca.
Anargya Rifqy Prasetyo, salah satu anggota tim menjelaskan, latar belakang dibuatnya pembasmi ini untuk mencegah penyebaran penyakit DBD.
“Kami melihat bahwa kasus DBD akhir-akhir ini meningkat, dan sebenarnya bukan hanya di Bogor, tetapi di Indonesia. Meskipun DBD ini sudah lama dikenal, angka pasien penjangkit DBD masih sulit untuk ditekan. Terutama di Kelurahan Ranggamekar yang menjadi lokasi mitra kami. Berdasarkan hasil survei di wilayah kerja Puskesmas Bogor Selatan pada tahun 2021 menunjukkan setidaknya terdapat 20 kasus DBD,” tutur Anargya.
Lalu, Anargya juga menuturkan bahwa program dibuat pada anak-anak pesantren dengan pendekatan berupa komoditas-komoditas yang kurang banyak diketahui manfaatnya. Salah satunya buah leunca. Insektisida alami dari buah leunca ini lebih aman bagi lingkungan dan lebih terjangkau jika dibandingkan dengan insektisida dari bahan kimia.
Dengan pendekatan learning by doing, program ini sukses dilaksanakan selama 4 bulan. Mulai dari tahap persiapan awal program 19 Juni 2023 hingga turun lapang sampai tanggal 20 September 2023. Pelaksanaan diawali dengan perkenalan, kemudian dilanjutkan dengan sosialisasi tentang DBD dan kebersihan, sosialisasi program, pelatihan, pembuatan ekstrak buah leunca bersama dengan remaja santri, budidaya mandiri tanaman leunca bersama dengan remaja santri, aplikasi ekstrak buah leunca di Pesantren Riyadhus Solawat, pendampingan, monitoring dan evaluasi, serta yang terakhir yaitu perencanaan dan tindak lanjut.
Hasil implementasi di lingkungan Pesantren Riyadhus Solawat telah tercapai dengan efektif dan efisien. Tidak hanya itu, Hasil lain yang diperoleh dari program ini ialah terbentuknya pemahaman mitra dan masyarakat sekitar Pesantren Riyadhus Solawat terkait urgensi penyebaran penyakit DBD dan upaya pencegahannya melalui program ini.
Anargya bersama timnya berharap Remaja pesantri dapat terus menyebarluaskan manfaat program ini sebagai upaya pencegahan penyakit DBD.
***
Reporter: Arnida Riani
Editor: Rosita
Tambahkan Komentar