Tim Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKM-K) IPB University telah menciptakan inovasi terbaru dalam dunia material ramah lingkungan, dengan meluncurkan produk kayu komposit yang dinamakan “LAMERO”. Produk ini merupakan hasil olahan dari limbah sawit dan sagu, yang bertujuan untuk mengurangi jumlah sampah di Indonesia sekaligus memberikan solusi ekonomis bagi kebutuhan interior. Tim ini diketuai oleh Viona Nathania Christanti Tampubolon (Agribisnis), dengan beranggotakan Gracella Florensa Charistia Br Hutapea (Kimia), Muhammad Yazid Ardiansyah Harahap (Agribisnis), Aulia Sufi Sihab (Ekonomi), dan Muhammad Akbar Zidane (Teknologi Hasil Hutan).
Dalam proses pembuatannya, tim PKM-K IPB University menginovasikan papan komposit campuran plastik dan kayu menggunakan limbah sawit dan sagu yang melimpah sebagai bahan dasar. Kedua jenis limbah ini diolah menjadi komposit kayu yang tidak hanya kuat dan tahan lama, tetapi juga memiliki nilai estetika tinggi yang cocok untuk berbagai aplikasi interior.
“Alasan terbesar kami membuat proyek ini karena melihat sampah plastik yang sudah sangat banyak serta pengolahannya belum optimal. Selain itu, dalam industri kelapa sawit, limbah pelepah sawit juga bisa dijadikan potensi komoditas baru yang bisa dimanfaatkan. Kami juga menilik pembuatan tepung sagu menghasilkan ampas yang patinya bisa dijadikan sebuah perekat,” ujar Viona selaku ketua tim.

Interior kayu seperti yang kita ketahui bersama memiliki harga jual yang tinggi serta memerlukan banyak kayu untuk ditebang. Maka dari itu, tim memiliki inovasi untuk memanfaatkan limbah-limbah yang ada menjadi kayu. Produk kayu ini diharapkan dapat menjadi alternatif bagi masyarakat yang ingin berkontribusi dalam menjaga lingkungan tanpa mengorbankan kualitas dan estetika.
Bahan serabut kayu pohon yang terdapat dalam wood plastic composite (WPC) diganti menjadi serbuk pelepah sawit dan ampas sagu, sehingga membuat proyek ini berbeda dari proyek sebelumnya. Dengan hadirnya LAMERO, tim PKM-K IPB University tidak hanya berkontribusi dalam mengurangi sampah industri sawit dan sagu, tetapi juga membuka peluang baru dalam industri bahan bangunan dan interior di Indonesia. Proyek ini juga menunjukkan bagaimana kreativitas dan inovasi dapat menjadi kunci dalam menghadapi tantangan lingkungan yang semakin mendesak.

Para anggota tim berharap bahwa LAMERO dapat diterima luas oleh masyarakat dan industri, sehingga manfaat dari inovasi ini dapat dirasakan oleh banyak pihak, termasuk pabrik tepung sagu di Kabupaten Bandung Barat sebagai pemasok limbah ampas sagu.
Proyek ini mendapat respon yang sangat positif karena memanfaatkan limbah menjadi bahan yang berguna. Tim juga sangat amat berharap pengolahan limbah ini bisa dilanjutkan dan semakin banyak masyarakat yang bisa melakukan pengolahan limbah dalam bentuk lain. LAMERO diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat dan alam guna bersama-sama mengurangi jumlah sampah yang ada di Indonesia.
***
Reporter: Alia Putri
Editor: Fairuz Zain
Tambahkan Komentar